"Ini yang buat pengantin baru, Ca?" tanya Wati mengangkat satu bingkisan berwarna biru muda tinggi.
Haisha mengangguk, "Bagus nggak, Bu? Ica sengaja pilih kertas bungkus warna itu, kata Mas Fahri si pengantin baru suka warna biru muda."
"Eh, kamu dibohongin itu sama Fahri. Mama tahu lah siapa yang suka warna biru muda, itu yang suami kamu sendiri, bukan Gilang!" elak Meri menimpali.
Hah, mata Haisha sontak berputar ke arah pintu kamarnya, sang suami tengah tidur di sana dan merasa bebas karena sang anak bersama kedua neneknya di bawah.
Hari ini Fahri puaskan untuk beristirahat sebelum esok hari kembali ke rutinitas yang bisa membuat kepalanya pecah, belum lagi ketika pulang dan ingin mendapatkan pijatan nyaman, Aksara terbangun karena rindu juga padanya.
Fahri akui dia menjadi ayah yang kejam dan tidak berperasaan pada anak kecilnya itu, ia tergelak dalam hati karena keegoisannya itu.