Brak,
Kinan sudah mencoba untuk tampil biasa-biasa saja, sayangnya saat endak masuk ke ruang ganti dan dia melihat Gilang tampak polos di sana, tubuhnya terkulai lemas hingga jatuh.
Gilang yang terkejut melihat itu sontak memburu istrinya, membawa ke ranjang dan bergegas mengambil minyak kayu putih juga melingkarkan handuk di pinggangnya.
Sore ini, rencana mereka sepulang kerja akan menjemput ibu dan ayah Kinan pindahan, dua hari lalu mereka untuk sementara berpisah karena Gilang masih menyiapkan rumah baru ini dan Kinan mengurus surat pindah juga tebusan rumah orang tuanya.
"Nan, bangun!" serunya panik.
Tidak ada pergerakan dari Kinan, terpaksa dan tidak ada jalan lain.
Walau dia sudah berjanji untuk tidak menyentuh lebih sebelum orang tua Kinan pindah, Gilang terpaksa mencium bibir istrinya untuk memberi nafas buatan.
"Emmpt," pekik Kinan dengan mata terbelalak lebar. "MAS!"