Sebelum turun dari mobil, sengaja Fahri tarik tangan istrinya, menahan Haisha lebih dulu untuk sekedar mengecup kening wanitanya itu.
Haisha mengerti, titik ketenangan dan kenyamanan pria berada di kening wanitanya, untuk itu setiap kali mengecup keningnya, Haisha pejamkan mata seraya melangitkan doa untuk hubungan yang masih seumur jagung ini.
Godaan di luar sana banyak dan dahsyat, bukan hanya soal wanita lain atau pria lain, tapi juga tentang pekerjaan dan masih banyak lagi.
Setidaknya hal itu membuat benteng tersendiri dalam diri mereka hingga niatan buruk terhempas dan terbang jauh.
"Kamu masuk dulu, aku ada telpon bentar!" titah Fahri sembari menunjukkan ponselnya yang berdering.
Haisha mengangguk, ia balas kecupan hangat itu singkat di bibir Fahri, menyisakan seringai tipis yang membuat kakinya ingin beranjak pergi lebih cepat.