Langit mendorong kursi roda milik Sherin, masuk kedalam ruangan gadis itu. Sejenak keduanya masih fokus diam, tanpa mau berkata sepatah kata apapun, membiarkan kata hening yang menjadi latar kali ini.
Sherin tiba-tiba mengingat jika kanker yang ada dikepalanya sudah tidak ada harapan untuk disembuhkan, bahkan entah sampai kapan Sherin bisa melihat dunia yang indah, namun diisi oleh manusia yang tidak pernah puas.
"Lang."
Panggilan milik Sherin membuat Langit menghentikan dorongan pada kursi roda Sherin, memutar kursi roda itu, membuat mereka berdua saling berhadapan.
Langit berjongkok dan menatap Sherin. "Kenapa? Lo mau makan sesuatu?"
Sherin menggeleng kuat. Bukan, bukan itu yang ia mau, ia hanya ingin berbicara banyak dengan Langit hingga laki-laki itu bisa memberikan banyak kisah untuk ia ingat atau bahkan supaya laki-laki itu ingat?
"Aku mau ngobrol sama kamu, kamu buru-buru pulang ya?" Langit tertawa dengan pertanyaan sekaligus kosa kata Sherin yang kembali berubah.