Sherin menuruni tangga dengan cepat, kala bel rumah berbunyi tanpa henti.
Dirumah ini memang hanya ada dua dan pak satpam, sedangkan Bibi sedang membeli beberapa keperluan dapur yang sudah habis.
Langkah kakinya mendekati pintu dan membuka pintu yang tertutup itu, badannya menegang kala melihat siapa yang berdiri didepannya.
Dia sosok yang selama ini Sherin hindari, ia datang dengan senyum manisnya seakan tidak ada yang terjadi? Sungguh gila memang.
"Sese apa kabar?"
Sherin kembali kealam sadarnya kala mendengar suara dari sosok yang sangat teramat Sherin hindari masuk kedalam indra pendengarannya.
Suaranya lembut, menenangkan. Namun, begitu menyayat hati, bahkan apa tadi? Sherin tidak salah dengarkan? Ia memanggil Sherin dengan sebutan yang sangat Sherin sukai?
"Ngapain kamu disini?" Sherin menatap laki-laki itu datar.
"I'm so sorry, Sese." Laki-laki itu memajukan badannya berniat memeluk Sherin, namun urung karena gadis itu memundurkan tubuhnya.
