"Untuk sosok yang pernah singgah, dan membuat duniaku lebih berwarna. Terima kasih untuk semua."
- Langit Aldebaran
"Tak apa, mungkin kita hanya manusia yang dipertemukan dengan banyak kesamaan. Namun, tidak untuk disatukan."
- Rinai Hujan
----
Mobil Taxi yang Rinai tumpangi berhenti didepan pagar tinggi berwarna hitam didepannya.
Gadis itu turun dan memberikan ongkos pada supir Taxi, setelah selesai barulah ia berjalan masuk.
"Pagi Nona, Rinai.." Bapak penjaga kebun rumah Pradipta, menatap Rinai dengan senyum hangat khas seorang Bapak.
"Pagi Pak, semangatt. Mau Rinai bantuin nggak Pak?" Rinai menatap Bapak itu, ia tertawa pelan diakhir perkataanya.
"Ndak usah, Nona.." Rinai kembali tertawa pelan, ia mengangguk sopan dan mulai meminta izin untuk masuk kedalam.
"Assalamualaikum Bunda...."
Langkah Rinai membawa gadis itu masuk kedalam Mansion, sayangnya ia tidak bertemu dengan Bunda Airin, gadis itu melihat sosok Mbak yang selalu membantu Bunda dalam mengurus rumah.