"Patah bukan berarti menyerah, aku akan tetap disini. Jika kamu membutuhkan aku kembali, biar saja aku egois, bengis. Karena semua ini hanya permainan semesta, untuk memberi jeda. Mungkin saja."
- Langit Aldebaran
Langit menatap sang Mama yang sedang sibuk membereskan beberapa makanan dan ditaruh pada naman, yang pembantu keluarga Aldebaran pegang.
"Tolong bilangin sama Mbak-mbak yang lain buat dihabiskan aja makanannya, yang sisa tadi dihangatkan dulu baru dimakan." Liliana menatap dua pembantu yang sejak tadi berdiri dibelakangnya bersama nampan ditangan masing-masing.
"Baik, Nyonya." Dua pembantu itu mengangguk sopan dan membungkukkan badan mereka, lalu berjalan kembali kedapur dengan makanan yang ada diatas nampan masing-masing.
Liliana menarik kursi dan duduk dihadapan Langit, wanita itu mengeluarkan handphone miliknya kala getaran khas pesan masuk membuat ia harus melihat isi dari pesan tersebut dan benar saja, itu kiriman dari sang sekertaris.