Semua tetap sama, tidak ada yang berbeda. Termasuk rasa itu mungkin saja.
.
.
.
.
"
Makasih ya Cap Alfi, kak." Dua pasang suami istri itu mengangguk.
"Mau mampir dulu nggak kak? Cap?" Rinai menatap Alfi dan istrinya bergantian.
"Nggak usah Rinai, kita mau langsung pulang aja. Titip salam buat Ayah ya." Rinai tersenyum dan mengangguk.
"Yasudah, kita duluan ya Rinai.." Kini, suara Alfi yang keluar. Rinai hanya bisa mengangguk dan menatap mobil dengan harga fantastis itu, keluar dari pekarangan rumahnya.
Sejenak, hanya ada keheningan yang terjadi. Sampai mobil itu pergi dan tak terlihat lagi hanya menyisahkan debu yang terbawa oleh angin. Rinai masih diam ditempatnya, tidak ingin beranjak barang sesenti pun.
"Permisi... Ada yang bisa saya---" Perkataan Bibi Sumi terhenti kala Rinai berbalik, kedua matanya membulat sempurna dengan rasa haru memeluk erat gadis itu.
