Sahabat adalah sosok luar biasa, yang mampu membuat siapa saja percaya. Jika didunia ini tidak hanya ada manusia tak punya hati.
.
.
.
.
Yuira menatap pantulan dirinya dicermin, ia sudah siap dengan Hoodie hitam yang merekat pada tubuhnya.
Langkah kakinya mendekati koper maroon diujung lemari, ia menarik koper itu menuruni tangga bersama nya.
"Kamu udah siap?" Mama Yuira menatap anak semata wayangnya itu.
"Udah Ma." Yuira tersenyum.
"Kamu ke Surabaya sampai kapan?" Pertanyaan itu bukan keluar dari bibirnya, melainkan sang Papa yang baru saja datang.
"Nggak tau Pa, mungkin dua atau seminggu paling lama." Ayahnya hanya mengangguk faham.
"Kalau gitu, jangan lupa jaga diri." Yuira tersenyum dan mengangguk berlebihan.
Ayah Yuira berjalan, meninggalkan ruang tamu. Menuju ruang kerjanya, bersama dokumen ditangan nya.
"Udah semua kan? Nggak ada yang ketinggalan kan?" Yuira menggeleng.
"Nggak ada Ma, semua aman kok." Gadis tersenyum, membuat sang Mama iku tersenyum.