Yuira sejak tadi mondar-mandir didepan ruang ICU, ia sangat khawatir dengan gadis yang sedang terbujur kaku didalam ruangan serba putih itu.
Setelah Rinai jatuh ketubuh Langit, laki-laki itu langsung membopong tubuh Rinai, untuk ia bawa ke resort, setelah Yuira, Tritan dan Regan bangun. Barulah mereka mulai mencap gas kerumah sakit.
"Rinai.." Yuira tak hentinya mengeluarkan air mata.
"Maafin gue kak." Langit berkata pelan, membuat Yuira menghapus air mata yang sejak tadi tak henti jatuh lalu menggeleng.
"Nggak ada yang salah, gue tau lo udah berusaha bujuk Rinai." Yuira menatap Rinai yang tubuhnya sudah penuh oleh alat infus.
"Sekali lagi maaf, kak." Langit beranjak dari tempat Yuira, ia melangkahkan kaki duduk di tempat khusus menunggu bersama Tritan dan Regan.
Setelah satu jam lamanya, laki-laki muda dengan jas putih kebangaannya mendekati Yuira.
"Bagaimana keadaan Rinai, Dok?" Yuira bertanya dengan suara parau akibat menangis.
