Bisa tetap disampingku? Jangan pernah pergi menjauh.
.
.
.
.
Rinai melihat layar handphonenya yang baru saja bergetar. Ia buru-buru melihat layar benda pipih yang menyala itu, ternyata nama Langit yang terpampang disana.
Langit Aldebaran : Good night, my sweetheart.
Rinai tersenyum dari tempatnya berdiri.
Rinai Hujan : Night, Langit Aldebaran.
Hanya seperkian detik, pesan yang baru saja ceklis dua dan abu-abu berubah menjadi warna biru. Getaran yang lebih panjang dari handphone nya, menandakan ada telfon yang masuk. Buru-buru Rinai mengangkatnya.
"Hallo." Suara serak dari sebrang sana, masuk kedalam indra pendengaran milik Rinai.
"Hallo, Langit. Loh kok belum tidur? Ayo tidur lagi ini dah jam satu loh." Langit yang mendengar nada bawel milik Rinai, tertawa pelan dari sebrang sana.
"Gue baru aja bangun, gue ngerasa lo belum tidur. Eh, emang belum tidur atau kebangun?" Laki-laki itu menarik sebelah alisnya disebrang sana.