Langit memarkirkan motor sport hitam miliknya dipekarangan rumah minimalis bertingkat dua itu.
"Ayah pasti belum tidur, ayo masuk dulu." Rinai menatap Langit setelah melihat jam dilayar benda pipih yang ada ditelapak tangannya.
Langit mengangguk dan mengikuti gadis itu dari belakang, setelah melepas helm yang ia gunakan lalu membenarkan rambutnya.
Keduanya memasuki pintu besar itu dengan langkah beriringan, hentakan dari alas yang mereka pakai. Membuat dua orang yang sedang duduk disofa sama-sama memandang kearah dimana sumber suara itu berada.
"Kak Aldo?" Rinai berjalan lebih cepat, meninggalkan Langit dibelakang.
Gadis itu mendekati Aldo dan menatap laki-laki itu dari atas sampai bawah, membuat laki-laki yang ditatap begitu menaikan sebelah alisnya tak mengerti.
"Kakak nggak papa kan?" Rinai menatap Aldo khawatir. Bagaimana tidak? Baru tadi laki-laki itu dinyatakan sembuh, sekarang sudah berada disini saja. Kalau ia sakit lagi bagaimana?
