Selamat ulang tahun dariku, untuk kamu yang lahir kedunia ini delapan belas tahun yang lalu, tepatnya tanggal 20. This is part special for you.
.
.
.
.
Rinai menatap pantulan dirinya didepan cermin, menata kembali rambutnya yang sedikit berantakan. Ia kembali melihat layar ponselnya, ternyata belum juga mendapatkan balasan dari Langit.
"Haduh, lega juga." Yuira berdiri disamping Rinai, dan mencuci tangannya. Mengeringkan dengan tissue lalu membenarkan rambutnya kembali.
Yuira menatap Rinai, dari pantulan cermin besar didepannya. "lo kenapa?" Tanyanya. Saat melihat wajah gadis itu murung.
"Nggak papa." Rinai menatap Yuira dari pantulan cermin besar didepannya dan menampilkan deretan giginya yang putih.
"Habis ini kita ketaman ya." Rinai melirik jam dipergelangan tangannya.
"Aduh Ra, aku nggak bisa pulang malem-malem, soalnya Ayah udah nunggu. Katanya kak Aldo mau ngajak aku keluar." Rinai menatap Yuira.