Isak tangis terus saja terdengar dari mulutnya. Bibirnya berkata dengan gemetar.
".. Kalau itu mau lo, nggak papa Kean! Silahkan, silahkan benci gue semau yang lo bisa! Gue nggak bakalan larang!" ucap Abian masih terus kekeh dengan apa yang ia lontarkan. Lelaki itu terlihat begitu gusar.
"Gue nggak bakal takut sama semua konsekuensi yang bakal gue dapetin atas apa yang udah gue lakuin, Kean! Gue nggak bakal nyesel!" ucap Abian dengan nada yang amat berani tentunya.
Dekapan yang sedari tadi ia berikan pada Keana kini mulai melonggar. Tangannya pun telah memegang dengan begitu erat pada pundak sang gadis kecil di depannya.
Abian terus memandangi manik Keana. Lelaki itu melihat sebuah keraguan yang sungguh terlihat jelas di manik Keana.
"Gue nggak bakal nyesel karena apa yang gue lakuin hanya untuk mengungkap kebenaran! Gue nggak bakal takut karena gue mencari sebuah keadilan!" Abian mengatakannya dengan begitu mantap di depan Keana.