Puluhan motor besar berjalan secara serempak untuk menuju ke dua arah yang berbeda. Satu ke ujung timur kota, dan satunya lagi ke ujung barat yang merupakan wilayah hutan ibukota.
Dari balik helm full facenya, Aarav terus berharap jika kali ini ia bisa memberikan pelajaran yang setimpal untuk musuhnya. Seorang pecundang yang sungguh tak tahu berhadapan dengan siapa.
Napas Aarav kembali memburu. Amarah pun semakin menggebu-gebu. Niat untuk melenyapkan Vino semakin berkobar.
Ingatan Aarav telah kembali ke masa lalu. Di mana ia dapat mengingat dengan jelas setiap memori yang terlukis indah antara ia dan juga Abbisam, dua tahun lalu.
Pohon beringin di taman itu menjadi saksi untuk persahabatan mereka. Semua yang menjadi dasar persatuan dan juga kebersamaan telah di lambang di satu pohon yang sama.
satu dan satu satunya.