"Bangsat lo!"
"Woi!" Semua orang kompak berteriak saat Gibran kembali mencengkeram kerah pakaian Mikael. Tangannya pun telah terkepal di udara. Tinggal satu detik saja, pukulan itu berhasil kembali mendarat di rahang milik sang ketua.
Beruntung Genta, dan Rangga berhasil menahan pergerakan Gibran di sana. Jika tidak, pasti kerusuhan kembali terjadi di markas mereka.
"Lo tenang dulu bisa, nggak?" sentak Raditya mulai bersuara. Suara baritonnya kembali terdengar dengan begitu kencang memenuhi seluruh ruangan yang ada di markas mereka.
Gibran langsung diam. Pergerakannya kembali kaku sekarang. Dalam satu detik, lelaki itu langsung mendorong tubuh Mikael dengan begitu kencang. Pukulan yang hendak ia berikan kembali ia tahan.
Mikael yang mendapat perlakuan seperti itu hanya diam. Bukan berarti ia takut untuk melawan, namun karena ia sadar ia yang bersalah sekarang.