"Kenapa ketawa?" tanya Mikael dengan tatapan polosnya. Keningnya bahkan mengerut karena tak mengerti alasan mengapa gadis itu tiba tiba tertawa.
"Lagian kamu bego banget, sih!" celetuk Aleena dengan entengnya. Tawanya bahkan masih belum bisa terhenti di depan sang suami.
"Bego apanya? Kan gue cuma nurutin kata-kata lo doang!" balas Mikael dengan nada kesal. Seumur umur tak pernah ada yang menghinanya bego, bodoh, atau segala macam. Namun sekarang, gadis cilik yang menyandang gelar sebagai istrinya ini malah menertawakan bahkann memberinya ejekan dengan begitu gampang. Sialan.
"Foundation El, bukan fondasi rumah!" ucap Aleena sambil berusaha meredakan tawa.
Mikael yang masih kurang paham langsung menautkan alisnya. Tatatapannya menajam sambil menunggu setiap kata yang gadis itu lontarkan.
Setelah beberapa saat, Aleena mulai berhasil meredakan tawanya sekarang. Ia kini kembali duduk di depan Mikael sambil menatapnya penuh pengertian.