Kondisi markas Warload sangatlah sepi pagi ini. Tak banyak orang yang berniat datang untuk meneruskan misi mereka yang telah gagal beberapa kali.
Memuakkan memang. Namun segelintir orang masih percaya kalau tak ada usaha yang mengkhianati hasil. Dan pada kenyataannya hanya 10 orang yang datang.
di sana, Aarav terus termenung di sudut ruangan. Ia menyesap rokok yang terselip di jari-jari tangannya dengan pikiran yang kemana-mana.
Geng nya sekarang telah hancur dalam perlahan. Fitnah serta ketidakpercayaan yang ada sangat berpengaruh besar.
Niat untuk menangkap Vino malah berubah menjadi sebuah Boomerang. Sungguh, apa yang harus ia lakukan sekarang? ia adalah sang ketua, dan tak seharusnya ia mengatakan hal itu pada anggotanya.
Jika sudah seperti ini, siapa yang mau bertanggungjawab? Aarav pun terlalu gengsi untuk mengucapkan maaf.