Aleena masih berdiri menghadap ke arah tembok dengan mata sembab. Tangannya pun bergerak untuk mengusap jejak air mata yang tertinggal di pipinya sekarang.
Argh, rasanya gadis itu ingin menghilang. Mengetahui Mikael akan menghukumnya justru lebih menakutkan.
Sudah tiga puluh menit sejak gadis itu berdiri di pojokan. Beberapa kali ia sempat menoleh ke arah Mikael berharap lelaki itu akan menyudahi hukumannya sekarang.
Namun apa yang ia pikirkan ternyata salah besar. Yang pemuda itu lakukan bahkan tak lebih dari duduk di sofa ternyaman. Wajahnya tampak begitu datar dengan mulut yang terkunci rapat sekarang.
Mikael mulai mengalihkan pandangannya ke arah jam di atas nakas meja kamar. Setengah jam sudah berlalu. Dan Aleena pun telah terlihat lelah karena terlalu lama berdiri di sana.
"Udah tau dimana letak kesalahan lo?" tanya Mikael akhirnya bersuara. Sorot matanya tampak begitu serius memandang Aleena.
