Aleena terus mendengus dengan kencang. Tangannya pun bergerak untuk menekan nekan kan pulpen yang ia pegang ke bangkunya.
Aleena sangat marah hingga rasanya ingin berteriak dengan kencang kalau Mikael hanya miliknya seorang. Mikael adalah suaminya. Mereka telah sah menikah di mata agama dan juga negara.
Walau terus mendengus, Aleena tetap mencuri curi pandang ke arah lapangan lewat jendela kelas. Berharap ia dapat melihat sesuatu yang dapat menentramkan hatinya sekarang. Namun,
"Dia?" Untuk kedua kalinya mata Aleena kembali dibuat membelalak karena Mikael di sana. Seorang pemuda yang jelas-jelas sudah kepergok tengah bersenang-senang dengan perempuan lain kini malah meneruskan aksinya.
Mikael tertawa, bercanda, bahkan sampai melupakan hukuman yang tadi sempat di berikan sang guru kepadanya. Tata tertib bahkan rela Mikael langgar hanya untuk terus bercengkerama dengan seorang gadis gatal seperti Audrey di sana?