Aleena terus berlari dengan tubuh mungilnya agar ia bisa segera tiba di dalam SMA Garuda. Bahkan sampai ia terengah-engah pun, Aleena masih memikirkan akan ketakutannya terlambat karena upacara bendera.
Sedangkan dari arah belakang, sebuah motor besar terus berjalan dengan pelan membututi Aleena. Sorot mata sang pengendara pun hanya terfokuskan pada dirinya.
"Yakin nggak mau bareng sampe dalem?" tanya Mikael saat lelaki itu mulai menyamakan kecepatan mereka. Ia yang sedang berkendara di atas motor menatap penuh kasihan pada sang gadis yang harus berlari hingga keringat membanjiri pelipisnya.
"Enggak usah," tolak Aleena sembari terus berlari di trotoar jalanan.
Mikael sungguh tak tega melihatnya. Ia tak seharusnya membiarkan Aleena kelelahan karena berlarian seperti ini.
"Apa gue ubah aja peraturannya?" tanya Mikael kembali bertanya. Lelaki itu terus mengimbangi langkah Aleena yang sedikit lamban mungkin karena kehabisan tenaga.
