"Woi, Culun!" panggil salah seorang lelaki sambil menguyah sebuah permen karet. Kakinya pun sontak bergerak mendekati sang lelaki yang baru saja berhenti dengan kepala menunduk.
"Nitip dong!" ucap lelaki tersebut langsung memuntahkan permen karetnya di telapak tangan si Culun. "Buangin permen karet gue," lanjut lelaki itu langsung berjalan pergi begitu saja. Sikapnya yang jorok itu bahkan sudah tak ia gubris karena si Culun itu adalah budaknya.
Lelaki yang mengenakan kacamata tebal itu pun langsung berlari ke arah tempat sampah untuk membuang permen karet bekas temannya. Si Culun itu pun langsung bergegas untuk mencuci tangan dengan rasa jijik yang teramat.
Secara terus-menerus, ia terus meletakkan sabun di tangannya. Air keran itu pun mengguyur deras membasahi tangannya.
Tak ada sedikit pun kalimat protes yang lelaki itu ucapkan. Ia hanya terus diam sambil membersihkan noda yang tertinggal.