Tubuh Aleena seketika menegang di tempatnya. Matanya membulat sempurna saat merasakan sebuah tangan kekar tiba-tiba memeluknya. Satu kaki pun telah bertumpu di tubuhnya seolah ia hanya sebuah guling tanpa nyawa.
"Udah, pergi sana!" usir Mikael masih tak henti berdebat dengan temannya. Nada bicaranya pun terdengar semakin kesal karena kenyataan bahwa teman-temannya begitu sulit enyah dari ruang pribadinya.
"Ya elah, iya-iya gue keluar!" ucap Radit akhirnya aku mengalah. Kakinya kini melangkah keluar meninggalkan kamar dan sang pemilik yang garang. Sungguh menyebalkan.
Pintu yang semula terbuka lebar itu kembali tertutup dengan rapat. Dua orang dengan rasa penasaran tinggi itu pun akhirnya berhasil enyah dari sana.
"Huft!" Hembusan napas Mikael tiba-tiba terdengar. Lelaki yang tengah berbaring itu sontak bangun untuk sekedar menjaga jarak aman.