Mendengar jawaban Aleena, senyum sumringah seketika terbit di bibir Mikael. Senyum simpul pun terbit menghiasi wajahnya.
Aleena bener-bener beda kayak gadis di luaran sana! Puji Mikael dalam hatinya.
"Kenapa aku suruh pilih barang-barang mewah sedangkan aku udah punya kamu yang punya pabriknya,"
Jleb!
Senyum di bibir Mikael seketika menghilang. Pujian yang baru saja ia batin kan pun langsung ia tarik kembali hingga itu tak kan pernah terdengar.
"Jadi maksudnya, lo pilih gue cuma karena gue yang punya gedung-gedung itu?" tanya Mikael dengan rasa kolotnya.
"Iyalah, apa lagi!" jawab Aleena dengan begitu entengnya. Bahunya bahkan mengedik saking gampangnya.
Dan yap, Mikael hanya bisa terdiam di tempatnya. Giginya pun menggertak dengan sekencang mungkin agar rasa marahnya pada Aleena segera menghilang begitu saja.
"Lo...."
"Sstttt!" Jari telunjuk Aleena langsung bergerak untuk membungkam mulut Mikael menghentikan kalimatnya.