Brakk!
"Lo punya hak apa buah ngomong se angkuh itu di depan kita semua?" teriak Gisella dengan menggebrak meja.
"Bukannya aku yang seharusnya ngomong gitu?" tanya Aleena dengan mengubah nada bicaranya. Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba menyudutkan Gisella. "Punya hak apa kamu buat nentang hubungan kita? Kamu Ibunya?"
"Pfffttt!" Semua orang kini menoleh saat tanpa sengaja mereka mendengar suara seseorang yang tengah menahan tawa. Di belakang, tampak Gibran -ketua kelas XI IPA 2- tengah menutup mulut mencoba meredakan tawanya sekarang.
"Heh, lo gila?!" sentak Gisella semakin dibuat emosi. Matanya menatap kian nyalang ke arah sang pemuda seolah ingin menerkam nya.
"Sorry, sorry!" ucap Gibran sembari meredakan tawa. Ia pun menatap Gisella dan juga Aleena secara bergantian dari tempatnya berada.
"Kenapa kalian ndebatin dia, sih?" tanya Gibran sembari menopang dagu dengan satu tangannya.