"Kalau lo tidur di sini, terus gue gimana?" tanya Mikael dengan menaikkan satu alisnya. Keningnya pun seketika mengernyit di sana.
"Di kamar kamu lah,"
Tangan Mikael langsung terkepal saat mendengar jawaban Aleena. Sungguh ia merasa geram dengan apa yang diucapkan gadisnya.
"Maksud lo gue harus tidur sendirian?" tanya Mikael memperjelas apa yang Aleena sampaikan.
Kepala Aleena kini terangkat. Manik matanya pun menatap Mikael dengan segudang kepolosan.
Beberapa saat kemudian, Aleena mengangguk dengan penuh percaya diri. Hal yang sangat sepele namun berhasil membuat Mikael naik pitam.
"Lo tega banget, sih?" ucap Mikael langsung memprotes. "Terus apa gunanya kita nikah kalau tidurnya masih aja sendiri? Kalau malem, siapa yang harus gue peluk kalau ngerasa kedinginan? Dan kalau pagi, bibir siapa yang mesti gue cium sekarang?" cerca Mikael dengan rentetan kalimat panjang. Sorot matanya pun terlihat penuh kekesalan.