"Lepasin, El!" ucap Aleena kembali mengubah topik pembicaraan mereka. Tubuhnya pun hendak bangkit untuk pergi dari posisinya yang sungguh berbahaya.
"Dengerin gue dulu, Al!" cegah Mikael kian menahan tubuh Aleena agar tetap berada di posisinya. Posisi yang begitu rawan untuk terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
Kini kedua remaja itu hanya diam. Mereka saling memandang dengan perasaan berkecamuk yang tak bisa didefinisikan.
Hingga tanpa sadar, kepala Mikael mulai bergerak untuk mendekati Aleena. Arah pandangnya terus tertuju pada bibir ranum yang gadis yang merah alami. Itu semakin membuat Mikael tergoda.
Mikael kini terlihat begitu menawan. Suasananya terlihat begitu mendebarkan hingga Aleena tak tahu harus berbuat apa.
Jarak antara mereka kini hanya tersisa beberapa centi saja. Dan dengan gerakan spontan, gadis itu mulai menutup mata.
Bibir sang lelaki yang berada tepat di depan wajah Aleena. Apakah ini saatnya?