Praang!
"Sudah kubilang kalau aku tidak tau apa-apa! Sampai kapan kau akan berhenti menyalahkan ku atas semua tuduhan yang orang lain katakan padaku, hah?!" Suara pria itu terus naik beberapa oktaf saat berbicara. Matanya pun menatap nyalang ke arah sang istri yang sudah meringkuk ketakutan di sudut sana.
"Kau ini istriku atau apa? Kalau memang kau berada di pihak ku seharusnya kau tak pernah bertanya hal bodoh seperti itu?!" Amarahnya telah meluap. Wajahnya pun terlihat begitu merah.
"Maaf, maafkan aku!" cicit wanita itu terus meminta ampun pada sang pria. Kedua tangannya bahkan telah menyatu untuk memohon kata maafnya.
"Kenapa aku harus selalu memarahi mu terlebih dahulu agar kau tau seberapa bodohnya kau itu?!" caci sang pria masih enggan menghentikan pertengkaran mereka.
Langkah pria itu kini berjalan cepat ke arah istrinya. Dalam satu gerakan, ia langsung menghempaskan tubuh wanita itu hingga ia menabrak sebuah meja.