"Coba kamu pakai ini di jari manismu!" pinta Akbar.
'Ini fakta apa mimpi?' pikir Hayati yang mencoba untuk terbangun dan memulihkan roh yang masih setengah.
Akbar pun mengulangi apa yang dia katakan, akhirnya Hayati mencoba cincin itu.
"Ternyata aku tidak salah, itu memang bagus. Apalagi di jari manis seperti punyamu," ucap Akbar. Hayati penuh haru, dia pun meminta izin ke toilet untuk membasuh mukanya. Dia sendiri tidak bisa percaya, kalau Akbar akan membelikan cincin untuknya dan mungkin akan segera melamarnya. Hayati pun bergegas pergi ke toilet, dia ingin secepatnya sadar dan memastikan bahwa semua ini bukanlah mimpi. Sementara Hayati ke toilet, Akbar masih terus berkeliling dan memilih-milih perhiasan yang ada di toko itu. Benar saja, tidak ada yang lebih baik dari cincin dan juga liontin yang sudah dipesan.
"Sudah ke toiletnya, Hayati?" tanya Akbar saat dia melihat Hayati sudah mulai lebih segar wajahnya.
"Iya, sudah. Sampai dimana tadi?" tanya Hayati.