"Iya, Jeng. Aku juga berharap seperti itu," ujar Hana. Mereka pun menelusuri penginapan yang indah dan nyaman itu, sembari melihat-lihat keadaan yang ada di sana. Mereka terlihat senang dan bahagia melihat suasana di sana. Lain halnya dengan Akbar, Sandi dan juga Iyan yang sudah asik menonton pertandingan sepak bola. Akbar memang hadir di sana bersama Iyan dan Sandi, akan tetapi dia melamun dan berpikir, langkah apa yang harus dia lakukan.
"Apakah aku harus menyapa Hayati terlebih dahulu? Atau aku harus tetap diam seperti ini?" pikirannya masih menerka-nerka.
Iyan dan Sandi yang melihat ekspresi wajah Akbar, kemudian menasihatinya.
"Kamu sebagai laki-laki, harus menjadi laki-laki yang pemberani. Setidaknya kamu harus menyapanya terlebih dulu. Buanglah gengsi yang tidak baik itu, wanita wajar, kalau mereka tidak menyapa terlebih dahulu. Sebab dalam diri wanita lebih banyak memiliki rasa malu," ucap Iyan.
