Rumah sakit ini suasananya lain di bandingkan rumah sakit khusus penderita penyaakit TBC. Di sini para pembesuk dan perawat nampak sibuk. Tidak lengang.
Dan di sebuah kamar VVIP, Yan Fan terbaring di atas tempat tidur. Ternyata nyawanya masih bisa tertolong, walaupun luka di perutnya cukup dalam. Kalau saja pisau itu sampai mengenai lambungnya, maka tamatlah riwayat pengacara muda ini.
Siang itu Yan Fan memang belum pulih benar kesehatannya. Dokter yang merawatnya melarang jangan terlalu banyak gerak. Karena di khawatirkan bekas jahitan di perutnya itu akan sobek. Larangan itu memang di patuhi oleh Yan Fan, namun kecemasan di hatinya tak ada satu pun dokter yang bisa mengendalikannya.
Kedua orang tua dan adiknya duduk di kursi menjaganya. Mereka tidak tahu apa yang sedang bergejolak dalam hati Yan Fan. Mereka hanya tahu kalau Yan Fan sedang menunggu kedatangan Luo Jun. Setengah jam yang lalu dia menyuruh adikny untuk menelepon Luo Jun ke kantornya.