Chen Mo pun gelisah. Mulutnya tiba-tiba terasa pahit. Urat-uranya tegang. Di rasakannya seluruh tubuhnya pegal-pegal. Pegal sekali! Dan Chen Mo pun merasa dirinya seperti melayang. Akhirnya, di ujung semua itu, Chen Mo menghantamkan batu kuburan Cina yang di lapisi kranit. Keras sekali! Dan tangannya Chen Mo pun berdarah Chen Mo merasa tangannya perih. Tetapi yang terlebih perih adalah hatinya.
Darah tidak mau berhenti mengalir, malah semakin deras mengucur dari tangannya yang pecah. Ketika Chen Mo sampai di depan rumahnya, di depan pintu rumahnya yang masih tergembok dari luar itu, telah berdiri Tang Shi Qi yang kaget melihat tangan pemuda itu berdarah.
"Kenapa, Mo Mo? Kenapa?" tanya Tang Shi Qi cemas. Cemas sekali.
Chen Mo pun meraba-raba saku celananya dan memberikan kunci gembok pada Tang Shi QI.
"Tolong bukakan pintunya, Shi Qi." kata Chen Mo meminta tolong.
