Suara Ling Jing terhenti oleh mata Su En yang makin membesar saja menatapnya. Dengan tajam di perhatikannya perubahan air muka istrinya itu.
"Kenapa kau menatap ku seperti itu, En En?" tanya Ling Jing kemudian. "Ada yang salah dengan yang ku katakan?"
"Aku tak menyangka bahwa kau mencintai ku seperti itu, Kak Jing!" sahut yang di tanya.
"Perlu bukti, En En?" sahut Ling Jing dengan suara gemas. "Kan sudah ku katakan tadi kepada mu, bahwa jelek-jelek begini aku ini punya kesadaran untuk memenuhi kewajiban moral ku. Kau pikir aku akan begitu saja… maaf… mengambil keperawanan mu kalau aku tidak mencintai mu? Dan bahkan justru karena cinta itu pulalah seandainya kau saat itu meemperlihatkan keberatan mu atau penolakan mu… aku tak akan melanjutkan apa yang ku hasratkan itu. Tetapi nyatanya… kau begitu pasrah menerimanya… begitu diam namun juga menunjukkan hasrat yang sedikitnya, cukup anulah… aduh!"