Tetapi meskipun mengatakan terbiasa, sebenarnya Su En masih saja tak mampu menyingkirkan rasa canggung dan risihnya harus tidur setempat tidur dengan Ling Jing. Untungnya udara kota Wu Han terasa dingin sehingga ia bisa menyelimuti tubuhnya dengan selimut yang tersedia. Namun karena hotel itu kuno dan tampak di buat di zaman belanda, betapa pun bagusnya itu tetap saja membuat perasaan Su En tak enak. Apalagi suasana di luar begitu sepi dan angin malam mengirimkan suaranya yang menyayat masuk ke kisi-kisi jendela. Akibatnya, Su En mimpi buruk. Rasanya, ia melihat pembunuhan di hotel itu. Dalam tidurnya, ia melihat wajah yang mengerikan dan darah tergenang di atas sprei dan di lantai. Akibatnya, ia menjerit dalam tidurnya tanpa ia sadari sehingga Ling Jing terbangun dan mengguncang-guncangkan tubuhnya.
"En En… En En… bangun!" kata Ling Jing berulang-ulang.
Su En pun membuka matanya. Tubuhnya gemetar.
"A… aku mimpi seram…" kata Su En, masih gemetaran.