Begitu motor Hu Ge mulai terlihat memasuki halaman rumahnya. Mu Lan langsung berdiri di tengah teras itu.
"Aku akan langsung masuk ke rumah, En En!" kata Mu Lan kepada Su En yang duduk tersembunyi di balik pot palem. "Pakailah kesempatan pertemuan ini sebaik-baiknya!"
"Xiao Lan, aku sungguh-sungguh berhutang budi kepada mu. Kau merupakan sahabat sejati ku yang paling baik dan…"
"Hush, jangan mengobral pujian!" Mu Lan tersenyum geli. "Ini kan bukan karena kebaikan ku, En En. Tetapi karena nasib baik mu saja. Kebetulan waktu kau bilang tentang kesulitan mu dalam mencari kesempatan untuk bicara berduaan dengan Hu Ge, rumah ku kosong. Orang tua dan adik-adik ku baru besok pulang. Kau kan tahu sendiri, kalau sudah bertemu dengan nenek ku di Guang Zhou sana, mama ku lupa kalau sudah jadi seorang ibu dengan 3 orang anak."