"En En…" Hu Ge mulai bersuara, memecahkan udara yang mengandung mangnit itu. "Sungguhkah kau juga mencintai ku sebagai mana aku mencintai mu?"
"Belum cukupkah balasan surat ku beberapa minggu yang lalu itu?" sahut Su En setengah berbisik. "Dan belum cukup pulakah bukit yang terjadi siang ini? Bayangkanlah Xiao Hu, sepanjang kehidupan ku sebagai seorang pelajar, baru kali ini aku berbohong kepada guru mengatakan bahwa perut ku sakit dan minta pulang lebih dulu, padahal aku sehat begini. Ini tidak mudah kulakukan, Xiao Hu. Rasa berdosa sejak tadi memburu-buru hati ku!"
"Maaf…. aku cuma ingin mengetahui lebih jelas lagi mengenai perasaan mu kepada aku ini." kata Hu Ge dengan suara lembut. "Kau tahu kan bahwa selain diri ku, ada sekian banyaknya pemuda lain yang ingin mendekati mu. Pemuda mana yang hatinya tak merasa was-was bukan?"