Puri dan Rensi terus menatap Riona yang mulai terbiasa dengan siluman macan kecil yang selama ini belum berhasil mereka jinakkan. Setelah beberapa saat bermain dengan Riona, makhluk tersebut kelelahan dan akhirnya tertidur di kaki Riona dengan melingkar dan mirip dengan bulatan ban mobil, kepala dan ekor menyatu.
"Akhirnya, kamu yang dia pilih," cetus Rensi sambil mendekat. Riona masih mengelus bulu halusnya dengan lembut.
"Inikah yang kamu maksud mengubah persepsiku, Ri?" tanya Riona.
Puri tersenyum dan mengangguk.
"Selama ini, kami terus dihadapkan pada kesalahan, Rie. Kadang monster yang kita bunuh meninggalkan anak-anak mereka dan tidak memiliki pilihan lain lagi, terpaksa kami merawat dan menjaga mereka. Bapak yang pertama kali memiliki ide ini. Akhirnya penangkaran ini semakin padat dan berkembang," jelas Puri dengan lengkap.