Bian tampak membersihkan billboard pesanan pelanggan dengan cekatan. Wajahnya terlihat sumringah saat aku tiba di kantornya. Ada kerinduan di matanya. Aku memeluknya tanpa sungkan. Bagiku, Bian kuanggap saudara laki-laki, tidak lebih.
"Anggota SWIR nih ye sekarang!" ledeknya. Aku tertawa. (Supernatural World Inteligent Ranger - SWIR).
"Gimana rasanya?" tanyanya sambil melanjutkan pekerjaan.
"Shocking" jawabku. Bian menganggukkan kepalanya.
"Hidupmu pasti akan lebih baik dengan Luke. Dan sekarang dengan tugas barumu, tujuanmu menjadi jelas," timpalnya dengan serius.
"Bi, ibuku buron," ucapku lirih. Bian menghembuskan napas kuat-kuat.
"Panji udah cerita semua. Unik ya, wanita-wanita yang melahirkan kita menyimpan sesuatu," respon Bian barusan menambah rasa pahit di hatiku.
"Aku kesini mau pamit, karena aku akan bepergian dalam waktu yang lama," kalimatku membuat Bian berhenti sejenak.