Chereads / It's A Secret Mission / Chapter 72 - Seventy Two

Chapter 72 - Seventy Two

Hembusan angin yang cukup menusuk pada malam ini tidak membuat Valerie beranjak dari duduknya di salah satu kursi taman yang kala itu sempat dia datangi dengan Arya.

Valerie hanya menatap kosong jalanan yang sepi di depannya, hanya seekor kucing yang beberapa kali melewat di hadapannya atau daun-daun kering yang berterbangan akibat angin.

Kejadian yang terjadi di cafe miliknya sore tadi membuat Valerie cukup pusing kepala. Untuk pertama kali ibunya Valerie datang ke Cafe dan memaksa ingin bertemu dengan Valerie. Jika saja Valerie tidak ingat permintaan Arya waktu itu, sudah dipastikan Valerie tidak akan mau menemui ibunya dan juga mengusir ibunya saat itu juga.

Namun, dengan sangat terpaksa Valerie pun meladeni ibunya.

-beberapa jam sebelum sekarang-

"Selamat menikmati" ucap Valerie sembari tersenyum ramah kepada pelanggannya setelah menghidangkan makanan pesanan tiga pelanggannya.

"Terima kasih" setelahnya Valerie kembali ke posisinya, lalu kembali melayani pelanggan yang baru saja datang.

"Mba, sini.. biar sama aku aja, mba kayanya bantuin Rani aja deh. Dia kayanya agak kelabakan, soalnya tadi ada yang pesen minum sekitar 9 gitu" ujar Ayu, sontak Valerie langsung melihat Rani yang sedang sibuk kesana-kemari, sedikit kewalahan. Akhirnya dia segera membantu Rani sementara Ayu mengambil alih posisinya Valerie di kasir.

Klining

"Welcome To The Jungle!" Sapa Valerie, Ayu dan juga Rani bersamaan.

Tepat setelahnya, Ayu mendekat ke arah Valerie dengan muka sedikit ragu. Melihat Ayu yang berdiri di sebelahnya, Valerie menolehkan kepala sambil menaikkan kedua alisnya "kenapa?" Tanya Valerie sejenak lalu pandangannya kembali dialihkan pada pekerjaannya.

"Ada yang nyariin mba" ujar Ayu.

"Siapa? Klien?" Tanya Valerie lagi tanpa mengalihkan pandangannya.

"Bukan.." kini pergerakan Valerie terhenti, lalu dirinya kembali menatap Ayu dengan tatapan bertanya. "Terus siapa?"

"Ibu-ibu.. tapi gamau ngasih tau. Terus yaudah saya suruh tunggu aja, kayanya ibu-ibunya nunggu di meja yang di ujung. Soalnya cuman disitu yang kosong"

"Yaudah, saya beresin dulu ini. Nanti saya samperin orangnya"

Selesai dengan pekerjaannya, Valerie memastikan terlebih dahulu apakah semua pekerjaannya sudah bisa dia tinggal atau belum. Setelah sudah pasti, Valerie segera mencari orang yang dimaksud oleh Ayu barusan.

Dari jauh, Valerie menemukan satu meja yang berada di pojok ruangan dan hanya di duduki oleh satu orang. Namun langkah Valerie sedikit ragu karena dirinya agak samar-sama melihat muka ibu-ibunya itu karena wajahnya tertunduk.

Tepat saat jarak Valerie hanya tinggal beberapa meter, wajah ibunya itu terangkat dan matanya langsung bertemu dengan mata Valerie.

Langkah kaki Valerie terhenti saat itu juga, raut wajahnya pun berubah menjadi datar. Helaan nafas yang kasar pun keluar dari mulutnya Valerie saat dirinya melihat ibunya yang datang dan duduk di sana.

Disaat Valerie hendak pergi lagi, seketika ingatan saat Valerie dan juga Arya berbincang tempo hari kembali masuk. Dan saat Arya minta bahkan terselip kata memohon disana, membuat Valerie menjadi bimbang. Apakah dirinya harus menghampiri ibunya atau terus mengikuti egonya lagi.

Cukup lama Valerie terdiam, sampai mengundang tatapan bingung dari pengunjung lain. Akhirnya Valerie memilih untuk menghampiri ibunya, Valerie lakukan demi Arya dan misi yang sedang mereka jalani saat ini.

"Ada apa?" Tanya Valerie dengan nada yang dingin saat dirinya sudah duduk di hadapan ibunya.

Ibunya Valerie tersenyum, raut wajahnya saat ini menunjukkan rasa senang karena Valerie mau menghampiri dirinya dan duduk bersama dengannya.

"Apa kabar sayang?" Ucap ibunya Valerie, menanyakan kabar putrinya itu.

"Ada apa?" Tanya Valerie lagi, menghiraukan pertanyaan ibunya yang bertanya perihal kabar.

"Ayahnya Arya bilang sama ibu, kalau kamu punya hubungan sama Arya. Apa betul?" tanya ibunya Valerie to the point.

"Kalau iya kenapa? Ibu mau ngehalang-halangin aku sama Arya?" Ujar Valerie dengan sangat ketus diikuti tatapan sinis.

"Gaada yang bisa ibu perbuat Valerie. Kamu kan tau kalau ibu akan menikah dengan ayahnya Arya, itu tandanya kamu dan Arya akan menjadi saudara. Apa jadinya kalau ibu menikah tapi kamu berhubungan dengan saudara kamu sendiri?"

Valerie menyeringai sinis, sorot matanya pun kini berubah menjadi tajam. "Ibu pikir dengan ibu bilang kaya gitu bakal bikin aku sama Arya berpisah? Jangan harap!" Tegas Valerie dengan nada yang tertahan. Karena dirinya masih sadar akan tempat.

"Kamu egois Val.." Valerie berhasil dibuat terdiam karena terkejut dengan ucapan ibunya barusan.

Valerie tidak menyangka jika kata itu akan keluar dari mulut ibunya dengan sangat mudah. Valerie sampai tidak bisa dibuat berkata-kata karena dirinya benar-benar terkejut.

"Kamu egois Val, kamu ga peduli sama kebahagiaan ibu? Tujuan ibu menikahi ayahnya Arya karena kita tu saling mencintai dan ingin bahagia. Toh juga dengan kita menikah, kamu sama ibu bisa-"

"Tunggu" potong Valerie secara spontan. Dirinya dibuat kembali tersadar saat mendengar ucapan dari ibunya yang sangat tidak masuk akal. "Ibu buta? Atau amnesia? Ga salah ibu bilang kaya gitu? Apa harus aku bongkar semuanya? Apa perlu aku ngadepin pak Heri dan bilang semua kelakuan ibu dulu itu seperti apa?"

"Ibu dengan santainya bilang kalau aku egois? Egois?! Disini yang sebenernya egois itu siapa?! Apa perlu aku jelasin secara gamblang apa yang terjadi di antara aku sama ibu? Kalau perlu di hadapan semua orang biar mereka bisa nilai siapa yang sebenernya egois disini!"

Emosi Valerie sudah tidak bisa tertahan. Bahkan secara tidak sadar Valerie sampai meninggikan suaranya. Yang tentu saja membuat semua mata yang berada di dekat meja Valerie berada melihat ke arah Valerie dan juga ibunya.

Rani yang kebetulan berada dekat dengan posisi Valerie saat ini langsung teralihkan. Dirinya melihat keadaan Valerie yang sedang menahan emosi, tangannya mengepal dan kedua matanya kini sudah memerah. Melihat itu Rani segera saja menghampiri Valerie, tak lupa dirinya meminta maaf kepada beberapa pelanggan karena atmosfir yang mendadak tidak enak.

"Mba Val.." panggil Rani kemudian membantu Valerie untuk berdiri.

Sementara itu ibunya Valerie masih diam, dirinya hanya menatap Rani dan juga Valerie tanpa ekspresi.

"Mba, udah... gaenak pelangga yang lain pada ngeliatin" ujar Rani, lalu dibales dengan anggukkan kepala kecil oleh Valerie.

"Ingat baik-baik, karena aku gaakan pernah ngomong lagi. Udah cukup ibu bikin hidup Val tersiksa, jangan pernah ganggu Val lagi. Silahkan ibu jalani hidup sesuka ibu, tapi jangan pernah melibatkan Valerie di dalamnya"

--

Valerie mengusap mukanya cukup kasar, air matanya mendadak menetes kembali. Sebelumnya Valerie sudah menangis, dia menangis karena tak kuasa menahan rasa kesal yang sudah bergejolak di dalam hatinya.

Valerie benar-benar ingin berteriak untuk mengeluarkan semua emosinya.

Namun yang bisa dilakukan Valerie saat ini hanya menangis.

"Ya ampun Valerie... kamu di sini ternyata" saut om Farhan tiba-tiba, membuat Valerie menolehkan kepalanya kemudian tersenyum sembari mengusap air matanya.

"Kamu nangis? Ada apa?"