Sudah kelima kalinya Arya memastikan penampilannya di hadapan cermin. Apakah penampilan dirinya saat ini sudah sempurna atau masih ada yang kurang.
"Oke, ini udah perfect" gumamnya kepada diri sendiri lalu setelahnya dirinya menghembuskan nafas panjang. Karena entah mengapa dirinya saat ini merasa gugup.
Dua hari yang lalu, Valerie mengatakan kepada dirinya kalau ibu tirinya Valerie mengundang Arya untuk makan malam bersama dengan kelyarganya Valerie.
Tentu saja Arya mengiyahkan ajakan tersebut, karena Valerie juga sudah mengiyahkan ajakannya Arya untuk bertemu dengan ibunya walaupun belum terlaksana karena kesibukan mereka berdua.
Setelah dirasa penampilannya sudah sempurna menurut Arya, dirinya langsung saja keluar dari kamarnya. Namun saat hendak Arya menuruni tangga, dia berpapasan dengan Alana yang hendak menaiki tangga diikuti oleh supir pribadi ayahnya yang sedang membawa koper milik Alana.
"Langsung ditaro di kamar saya aja pak" ucap Alana kepada pak supir, "mau kemana kamu?" Lanjut Alana lagi.
"Bukan urusan kamu juga bukan?" Jawab Arya dingin.
Alana mendengus sebal kemudian dirinya tersenyum sinis sembari melipat kedua tangannya di dada. "Oh.. aku tau, pasti kamu mau ngedate sama pacar kamu itu kan?" Ucap Alana dengan nada yang ketus dan sedikit menekankan ucapannya pada kata pacar.
"Saya bilang ini bukan urusan kamu kan?" Bales Arya dengan jawaban yang sama. Setelahnya Arya berlalu, menyudahi percakapan membosankannya dengan Alana.
"Arya!" Panggil Alana namun tidak Arya gubris.
"Argh! Arya, kalian pasti ga saling cinta kan?! Kalian ngejalaninnya itu pasti cuman bohong, iya kan?!" Lanjut Alana lagi. Kali ini langkah Arya terhenti dibuatnya, dirinya pun langsung berbalik menatap Alana tajam. "Tau apa sih kamu soal saya? Kamu gatau apa-apa tenang saya Alana, jadi stop! Saya gamau lagi denger semua omongan kamu yang gapernah masuk akal!" Ujar Arya dengan tegas, lalu setelahnya dia berlalu pergi meninggalkan Alana yang masih dengan perasaan jengkel san juga marahnya.
--
Makan malam yang dilaksanakan di kediaman ayahnya Valerie berlangsung dengan sangat nyaman. Ayahnya Valerie dan juga tante Yuliac keduanya menerima kedatangan Arya dengan sangat baik, bahkan tante Yulia sempat sedikit heboh sendiri karena beliau terlampau senang melihat Valerie menepati janjinya untuk mengundang Arya makan malam.
Begitupun juga dengan Clara yang memang sudah kenal juga dengan Arya sebelumnya. Dia sama terlihat senangnya ketika melihat Arya datang.
Valerie tidak mengira kalau respon keluarganya se baik itu dengan Arya. Walaupun saat kedatangan Andrea tempo hari kedua orang tua Valerie sama welcomenya, tapi Valerie merasakan vibe yang sedikit berbeda saat Arya berada di rumah ayahnya.
Bahkan ayahnya Valerie terus saja mengajak Arya ngobrol. Dari awal Arya datang, sampai sekarang makan malam telah selesai, ayahnya Valerie masih mengajak Arya ngobrol.
Tapi Arya sendiri tidak masalah, justru dirinya juga sama asiknya saat mengobrol dengan ayahnya Valerie. Karena mereka berdua kebetulan bekerja di bidang yang sama, maka dari itu pembahasannya pun akan sangat nyambung.
Valerie yang sedang berada di meja makan sembari memotong buah apel yang baru saja dikupas kulitnya oleh tante Yulia, sesekali melihat kedekatan antara ayahnya dengan Arya. Begitupun juga dengan tante Yulia, namun mata tante Yulia sesekali melirik Valerie juga sambil tersenyum.
"Ayah kamu kayanya suka sama Arya. Dari tadi terus aja ngajak ngobrol.. sampe-sampe kamu gaada waktu buat ngobrol berdua sama Arya" ujar tante Yulia, mengalihkan pandangannya Valerie kemudian keluar kekehan dari mulutnya Valerie.
"Ya sukur kalau gitu, berarti ayah juga nerima Arya jadi temennya Valerie. Sama kaya Andrea kemaren" jawab Val tapi malah mendapat respon lain dari Clara.
Dirinya menghela nafas panjang sembari menggelengkan kepalanya berkali-kali, "ka Val ini gimanasih? Maksud mama tu, ayah sukanya dalam artian lain ka. Bukan temen"
"Maksudnya?"
"Calon mantu ka.. calon mantu" lanjut Clara lagi, lebih memperjelas maksud ucapannya barusan.
"Engga ya ampun.. gaada yang kaya begitu-begitu" jawab Valerie langsung sambil menggelengkan kepalanya dan membuat gestur badan yang menolak ucapannya Clara barusan.
"Kalo beneran juga gapapa Val, toh Arya anaknya baik. Sopan juga.."
"Dan kaya" sambung Clara diikuti tawanya.
"Kamu ini.. uang aja yang diliat" tegur Valerie sambil mencolek pipi adiknya.
"Akutu realistis ka.. lagipula kakak kalau makan di restoran pasti bayarnya pake uang kan? Zaman sekarang tu gaada yang gratis ka, mau buang air aja harus bayar 2000" jawab Clara dengan sangat lancar.
"Dan lagi.. biar kakak juga cepet punya pacar tau. Masa kalah si sama Ara, terus ya.. Kakak sama ka Arya tu cocok banget serius. Iya ga ma?" Tante Yulia pun dengan mantap langsung menganggukkan kepalanya.
"Ihh kalian berdua tu kenapaya? Gaada yang begitu-begitu.. kan Val bilang, kalau kita tu temenan" ucap Valerie lagi dengan tegas.
"Val.. tante sering banget denger dari Ara. Katanya Ara, gaada pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang berjalan mulus" ucapan tante Yulia langsung diberi dua jempol oleh Clara.
"Aku sama Andrea? Sampe sekarang kita masih aman-aman aja.."
"Ya mungkin kalau ka Andrea beda. Aduh Ara gamau bilangnya, tapi da gimana.. ya pokonya ka Andrea kan begitu"
"Yaudah ah, pokonya aku sama Arya gaada apa-apa"
--
"Ngobrolnya udahan duluya, gacape apa? Nih minum dulu.. terus ini buahnya" ujar Valerie sembari menaruh dua gelas minuman segar dan juga satu piring buah-buahan untuk ayahnya dan juga Arya.
"Kamutu ganggu aja Val" saut ayahnya Valerie.
"Bukan ganggu ayah.. Val cuman kasian aja itu mulutnya apa ga cape ngomong terus? Kasih jeda lah.." bales Valerie yang hanya dibales dengan anggukkan kepala oleh ayahnya.
"Val.. kamu ini kenapa ga belajar bisnis sama Arya coba? Dia ini pinter banget.. ayah aja banyak belajar dari dia" Arya hanya tersenyum mendengar pujian dari ayahnya Valerie, ini pertama kalinya dia merasa malu saat dipuji oleh orang lain. Padahal dirinya sudah sering mendengar kata-kata pujian yang sama seperti itu.
"Val juga suka ko diskusi soal kerjaan sama Arya. Jadi sebelum ayah belajar sama Arya, Val udah lebih dulu" ucap Valerie sambil menusuk potongan buah mangga kemudian di sodorkannya ke Arya.
"Kamu ini.. buat Arya aja ditusukin, sama ayahnya sendiri engga" celetuk ayahnya Valerie membuat Valerie terdiam. Dirinya bahkan tidak sadar melakukan hal tersebut, Valerie benar-benar spontan melakukannya karena dia ingat kalau Arya itu suka buah mangga.
"Kalau gitu, om mau yang mana? Sini saya ambilin om" ucap Arya diikuti kekehannya. Sementara Valerie masih terdiam, entah kenapa dirinya mendadak jadi gugup padahal itu bukan perkara yang besar.
"Tuhkan, yang perhatian sama ayah malah Arya.. kalau gini mah, kayanya ayah pengen Arya jadi menantu ayah. Arya, kamu mau ga jadi menantu om?"