Di dalam ruangan yang luar biasa gelap dan pekat ini Mika mulai sadarkan diri, dia mengusap kepalanya yang masih terasa sakit akibat pukulan pasukan Ukoria. Dipandanginya sekeliling ruangan yang terbuat dari bongkahan logam berwarna abu-abu gelap yang ditumbuhi tanaman.
Dia hanya sendirian di ruangan yang berbentuk seperti penjara itu, sementara Leor tidak ada bersamanya.
Setelah mengumpulkan kesadarannya, Mika beranjak ke depan jeruji yang mengurungnya, nalurinya membuat Mika berniat untuk mendobrak jeruji tersebut dan melarikan diri, namun apa yang dilihatnya dibalik jeruji itu seketika melemahkan niatnya.
Penjara ini tidak seperti penjara lainnya, di luar jeruji tidak ada lantai sama sekali. Yang ada hanyalah kumpulan ruangan penjara yang kesemuanya mengambang di udara, penjara ini lebih menyerupai kandang burung yang besar. Mika mengalihkan pandangan satu demi satu diantara banyak kurungan lainnya, namun tetap saja dia tidak menemukan Leor.
"Apakah dia telah dibunuh?" Pikir Mika dengan kecemasan yang luar biasa.
"Hai, kau sudah sadarkan diri" Sebuah suara cempreng menyapa,
Mika berusaha mencari asal suara itu.
"Aku dibawah sini" lanjut suara misterius itu
Mika lalu mengalihkan pandangannya ke bawah, dilihatnya sebuah kurungan dengan pantulan cahaya yang sedikit berpendar yang berada cukup jauh dibawah. Meski dalam kegelapan, kurungan tersebut cukup dapat dilihat karena pendaran cahaya yang masuk dari lubang-lubang kecil di langit-langit.
"Siapa kau? Tanya mika kepada asal suara itu.
"kau tidak perlu tahu siapa aku, yang lebih penting adalah bagaimana kau bisa berada di kurungan itu" Jawabnya
Mika agak ragu untuk menjelaskan, dia tahu harus lebih berhati-hati. Terlebih lagi mungkin saja suara itu berasal dari pasukan kerajaan yang berusaha mengelabuinya untuk mencari informasi darinya.
"Tenanglah, aku bukan salah satu dari mereka" Lanjut suara itu, seolah-olah tahu apa yang ada di benak Mika.
"Pasukan Ukora membawaku kesini, setelah menangkap kami di tepian Danau Eok semalam" Jawab Mika setelah beberapa saat terdiam.
"Semalam?" Tanya nya lagi
"Nak, kau sudah ada disini sejak seminggu yang lalu" Lanjutnya
Mika merasa terkejut, meskipun dia tidak sadarkan diri, namun dia yakin tidak menghabiskan waktu selama itu di dalam kurungan ini.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Mika.
"Grrrrrrrrrkkkk" Belum sempat terdengar jawaban, mendadak kurungan itu turun kebawah dan berhenti setelah beberapa detik.
"Aduhhhh..." Mika meringis kesakitan, kepalanya terbentur jeruji karena tidak bias menjaga keseimbangan saat kurungan itu turun ke bawah secara mendadak.
"Hahaha, Lihat? kini kau benar-benar sudah satu minggu disini" Suara itu terdengar senang melihat Mika hampir terjatuh dari pijakannya.
"Setiap satu minggu sekali, semua kurungan yang ada disini akan turun ke bawah" Lanjutnya. "Dan semakin kebawah, kau akan menghilang ditelan kegelapan"
"Diamlah kau Moreen, berhentilah menakut-nakuti anak itu" Suara lainnya yang tak kalah cempreng muncul.
Suasana saat itu sangat membingungkan bagi Mika, dia mulai kehilangan akal dan berpikir bahwa semua ini hanya ilusi.
"hei nak, kau sudah seminggu disini. Sungguh mengherankan Gorian si brengsek itu menangkap anak muda sepertimu. Apa yang telah kau perbuat sehingga membuatnya kesal?" tanya suara kedua.
"ngomong-ngomong namaku Boreen" Dia memperkenalkan diri
"Aku tidak ingat, yang kutahu semalam kami meninggalkan Lessa dan pasukan Ukora menyergap kami di tepian danau. Selanjutnya aku tidak ingat lagi" Mika akhirnya menjelaskan.
"Lessa? Mungkin maksudmu Lensa?" Tanya Boreen
"Dan apa yang kau maksud dengan "kami"?" Moreen ikut bertanya.
"Lessa, bukan Lensa. Dan aku sebelumnya bersama seseorang yang bernama Leor, apa kalian melihatnya?" Jawaban Mika membuat mereka berdua terdiam sesaat.
"Hahahahahahahahah!" Moreen dan Boreen tertawa terbahak-bahak
"Ya ya ya, kau menang Moreen, dia ternyata hanya anak muda gila!" Boreen melemparkan sesuatu ke dalam kurungan Moreen.
"Hehehe, aku menang Boreen" Jawab Moreen
"Dasar anak bodoh, membuatku kehilangan makanan hari ini" Kesal Boreen.
Lalu suara Moreen dan Boreen pun berhenti, keadaan menjadi sunyi dan gelap.
Mika membalikkan pandangannya, melihat sekeliling kurungan yang diselimuti kegelapan. Di samping tempatnya berbaring terdapat sebuah wadah perak yang ditutup, didalamnya berisi beberapa jenis makanan yang tidak menarik selera.
"Ini untukmu Boreen" Dilemparnya makanan itu untuk Boreen
"Hahahahahahahahaha!" Kembali mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
"Anak muda bodoh, dia akan mati sebelum sempat mencapai dasar" Ucap Boreen "Mau bertaruh lagi?" Sambut Moreen menggodanya.
"Adik brengsek!" gerutu Boreen sebelum akhirnya keadaan kembali ditelan kesunyian.
Mika mulai mengacuhkan kedua sosok menjengkelkan itu, dia sadar harus segera memikirkan bagaimana caranya bisa segera keluar dari kurungan.
Mika lalu menajamkan pandangan matanya ke sekeliling, hanya sedikit cahaya yang masuk membuat Mika sulit untuk memfokuskan pandangannya, berulang kali dia picingkan mata berharap pantulan cahaya bisa membantu fokusnya, disaat itulah kemudian langit-langit punt terbuka, diikuti oleh dua orang manusia bersayap yang turun dari atas menghampiri tempat Mika dikurung.
"Hei! Hei! Lemparkan itu kepadaku cepat!" Boreen menunjuk gelang yang ada di tangan Mika.
"Gelangku?" Mika enggan memberikannya.
"Cepatlah bodoh! Gelang itu bisa membuat mu terbunuh!!!" Nada bicara Boreen kini terdengar berbeda dan sangat serius. Karena panik, Mika pun melemparkannya tepat ke kurungan Boreen sebelum kedua manusia itu menghampirinya.
Kedua orang yang menghampiri Mika memakai jubah yang sama dengan pasukan yang menangkapnya semalam, atau seminggu yang lalu jika menurut Boreen dan Moreen. Setelah membuka kurungan tersebut, salah satu dari mereka menghunuskan senjatanya ke arah Mika, sementara yang satunya lagi mengikat tangan Mika.
"Sudah kuperiksa, tidak ada apa-apa di tangannya" Ujar salah satu dari mereka.
"Ya, kita beruntung... kalau tidak Raja Gorian pasti sudah memenggal kepala kita berdua" Jawab
Lalu dengan kasar keduanya pun mengangkat Mika terbang keatas menuju keluar dari ruangan gelap tersebut. Sepertinya benar apa yang dikatakan Boreen dan Moreen bahwa dia telah cukup lama berada di dalam kurungan, karena Mika harus berusaha keras memaksa kedua matanya untuk beradaptasi dengan cahaya yang sangat menusuk.
Dari luar pintu ruangan tersebut Mika menatap kebawah, dilihatnya begitu banyak kurungan serupa memenuhi ruangan tersebut. "Mungkin Leor ada jauh dibawah sana" pikirnya.