Alfredo masuk kedalam rumahnya setelah menerima telpon dari Aris mengenai apa yang terjadi pada Tama dan apa yang telah di temukan oleh Damar di depan rumahnya.
Alfredo menarik satu kursi di meja makan lalu duduk dengan wajah sendu, berbagai pikiran bersarang di dalam benaknya, karena kini bukan hanya dirinya dan Karenina yang terancam, melainkan sahabatnya juga ikut merasakan ancaman tersebut.
"Surti, buatkan saya the hangat." Perintah Alfredo pada Surti sang asisten rumah tangganya.
"Baik, Tuan." Ucap Surti yang sedang berada di dapur dan sedang mempersiapkan sarapan untuk Alfredo dan Karenina.
"Ini tehnya Tuan." Ucap Surti lalu meletakkan satu cangkir berisi the panas untuk Alfredo.
Alfredo hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih.