Di sisi lain, Delisa keluar dalam kebingungan kepada kakak David, sembari berjalan ia sesekali menoleh kebelakang. Namun, pria itu terlihat berbeda hari ini, tidak seperti biasanya yang akan selalu memarahinya meskipun hanya masalah kecil, namun kini Delisa merasa senang karena uan jajan kuliahnya tidak dipotong.
Wanita itu terus berjalan kembali ke dalam tempat ia beristirahat, tapi saat itu ia melihat lambaian tangan dari Hanian. Sungguh membuat Delisa terheran, namun ia pun mendekati Hanian.
"Ya, Hani. Ada apa?"
"Kau ingin langsung tidur atau tidak? Jika tidak duduk di sana yuk!" ajak Hani sembari menunjuk kearah balkon kamar.
"Ya baiklah, tapi tunggu sebentar aku akan mengambil cemilan dulu jadi kau duduk saja di sana terus," ucap Delisa sembari tersenyum manis. "Okay, Nona Delisa yang cantik."
'Saat dia tersenyum, dia manis sekali, tapi sayang kakaknya galak sekali seperti Tuan Daniel dulu,' batin Hanian saat melihat Delisa berjalan ke dapur.