Di sisi lain, tangan Daniel ragu-ragu untuk mengusap rambut Eliza. Lalu ia akhirnya menghilangkan keraguannya, dan kemudian memberikan usapan agar membuat orang lain nyaman.
Eliza terus menangis sampai akhirnya ia menyadari jika dia sedang dalam pelukan orang yang tidak ia kenali. Dengan cepat ia menjauh sambil menghapus air matanya.
"Maaf," ucap Eliza sembari melangkah pergi.
Daniel mengikuti langkahnya hingga berhasil mencekal lengannya. "Tunggu dulu, Eliza."
Terpaksa membuat langkah Eliza terhenti saat mendengar namanya di sebut. Menatap orang didepannya dengan tatapan seperti detektif yang sedang menyelediki kasusnya. Ia bahkan menatap dari atas sampai bawah.
"Apa kau mengenaliku?" tanya Eliza penasaran.
"Tidak! Aku hanya melihat kartu identitas mu, itu saja. Memangnya kenapa? Bukankah kau tadi sedang menangis di dalam pelukanku?" ledek Eliza sembari tersenyum tersungging.