Perkenalkan namaku adalah Kamil aku baru masuk di sekolah SMA Garuda. Hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah, aku langsung bertemu dengan sahabatku yang bernama Rivan.
Ketika aku berlari untuk menghampiri Rivan, aku menabrak seorang wanita dan wanita itu tidak menolong ku, dia juga terkesan dingin padaku. Rivan kemudian membantu ku untuk berdiri.
Rivan juga memberitahu ku siapa sebenarnya wanita yang bertabrakan denganku tadi.
Jakarta
**Di rumah Kamil**
"Duh hari ini hari pertama ku sekolah gak boleh telat." kata Kamil yang sedang terburu-buru untuk berangkat sekolah.
**SMA Garuda**
"Titah.." Tasya memanggil Titah.
"Iya.." jawab Titah.
"Elu sudah ngerjain tugas kemarin belum ?"
"Sudah lah, emangnya elu belum sya ?"
"Belum, tah, tah.."
"Em apa ?"
"Gue boleh ya nyalin tugas elu hehe ?"
"Ya sudah nih bukunya."
"Terimakasih tah, elu memang sahabat gue yang paling baik."
"Ih lebay deh elu. Ya sudah ya gue ke kelas duluan." kata Titah pamit pada temannya.
"Oke.." seru Tasya.
"Bagus juga sekolahnya." kata Kamil yang baru masuk ke dalam sekolah dan berkeliling area sekolahnya.
"Itu kan Kamil, mil.. Mil.. Kamil.." kata Rivan yang melihat Kamil dan memanggil Kamil.
"Iya, Rivan.." kata Kamil yang berlari ingin menghampiri temannya.
"Haduh.." kata Kamil dan Titah bersamaan dan bertabrakan.
"Waduh.. Gawat nih si Kamil tabrakan sama miss jutek, pasti gak di tolong, gue harus kesana."
"Kalau jalan tuh lihat-lihat dong, punya mata kan di pake hem.." kata Titah yang berdiri dan meninggalkan Kamil.
"Bukannya bantuin berdiri malah pergi begitu saja, dasar cewek aneh." keluh Kamil.
"Haduh Kamil elu kaga kenapa-kenapa kan ya ?"
"Bantuin diri ngapa van." keluh Kamil.
"Iya.." jawab Rivan singkat.
"Itu cewek aneh banget sih, dia yang nabrak gue yang di salahin."
"Dia itu cewek yang dingin di sekolahan ini dan semua murid di sini menyebutnya miss jutek." kata Rivan.
"Miss jutek, kulkas dua pintu kali van."
"Iya sih.. Ah tapi tetap saja elu harus menghindari dia dan ada yang harus elu tahu, banyak laki-laki yang sudah berusaha untuk mendapatkan dia dan juga untuk mencari simpatinya tapi tetap saja dingin kaya gitu tuh.."
"Kaya nya memang harus ada yang jinakin dia deh van, ya sudah yuk ke kelas."
" Jinakin Titah, iya benar juga apa kata Kamil, gue harus diskusi sama Tasya soal ini, ajak Tasya ketemuan saja deh.. " kata Rivan di dalam hati.
"Woi van ayo masuk kelas malah diam saja kaya patung."
"Iya mil.." seru Rivan.
"Buruan.." seru Kamil juga.
**Di kelas Titah**
"Duh siapa yang chat sih." keluh Tasya yang sedang memperhatikan guru menerangkan di depan kelas.
"Sya.." Titah memanggil Tasya.
"Iya tah kenapa ?"
"Perhatikan guru jangan yayang yayang mulu sama Rivan. Nanti saja balasnya kalau sudah istirahat." jawab Titah yang menegur Tasya.
"Tapi kayanya ini penting deh tah soalnya kalau gak penting Rivan kaga bakalan chat gue."
"Mau apapun itu alasannya tetap saja sya gak boleh, sudah lanjut lagi perhatikan guru dan jangan balas chat dari Rivan."
"Iya deh.." keluh Tasya.
"Sampai di sini ada yang paham ?, Titah.." tanya bu Rinjani yang telah selesai menerangkan pelajaran dan kemudian memanggil Titah yang rupanya sudah ketahuan tidak mem perhatikan nya menerangkan pelajaran di depan kelas.
"Iya bu.." jawab Titah singkat.
Titah pun di minta menerangkan ulang pelajaran yang tadi bu Rinjani jelaskan di kelas. Akhirnya Titah pun menerangkan ulang pelajaran bu Rinjani dan bu Rinjani pun menyuruhnya duduk kembali.
Ting.. Tong..
Ting.. Tong..
Ting.. Tong..
Bel istirahat berbunyi dan seperti biasa Titah bermain game di kantin sekolah, sedangkan Tasya mengecek chat dari Rivan.
**Di kantin sekolah**
"Game mulu tah." keluh Tasya.
"Biarin dari pada elu pacaran mulu wleek.." ejek Titah.
"Haaaaaa.." Tasya terkejut melihat chat dari Rivan.
"Ngapa sih elu sya ?"
"Gak.." jawab Tasya singkat.
"Oh.." seru Titah melanjutkan main game.
[My baby : yank nanti ketemuan di kantin yuk ada yang mau aku diskusikan nih sama kamu soal si miss jutek.]
[My baby : yank balas ngapa.]
[Ayank : gak bisa ayank. Gimana nanti kita ketemuan di luar saja, aku lagi sama si miss jutek ini masalahnya.]
"Whatsapp dari Tasya, haaaaa.. Dia lagi sama Titah ya gagal dong."
[My baby : ya sudah tapi nanti pulang sekolah pulang bareng aku ya.]
[Ayank : oke..]
"Sudah chat nya ?"
"Sudah tah.. Kenapa sih memangnya elu ngiri ya, makannya cari pacar dong." sindir Tasya.
"Ngiri.. Ih.. Ogah gue iri sama elu. Elu pesan bakso gak di makan keburu dingin gak enak dimakan tahu."
"Masa sih.." ejek Tasya.
"Terserah elu sya.." kata Titah yang pergi meninggalkan Tasya sendiri di kantin.
"Eh eh eh tah mau kemana ?" tanya Tasya yang di tinggal pergi oleh Titah.
"Toilet." jawab Titah singkat.
Setelah jam sekolah berakhir Tasya dan Rivan pulang bersama sedangkan Titah pulang sendiri menggunakan angkutan kota (angkot).
Kamil yang melihat Titah pulang dan pergi sekolah menggunakan angkot bingung karena yang Kamil tahu dari Rivan, sahabatnya Titah itu adalah anak orang kaya sama seperti dia.
**Di halte**
"Itu kan Titah, kok pulang pergi sekolah naik angkot katanya Rivan dia anak orang kaya." kata Kamil yang melihat Titah di halte.
**Di rumah Titah**
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Sudah pulang, loh Tasya mana biasanya kalian pulang bareng dan Tasya selalu makan siang bersama kamu di rumah ?"
"Gak pulang bareng bu, dia pulang bareng Rivan."
"Oh gitu ya sudah ganti baju dan makan siang ya habis itu."
"Iya bu.."
Sementara itu di mall Rivan dan Tasya berdiskusi, Rivan merencanakan supaya Titah bisa di taklukkan oleh laki-laki. Tapi Rivan tidak mau kalau yang menaklukkan dia adalah orang yang sembarangan oleh karena itu Rivan memutuskan untuk mengajak taruhan Kamil besok di sekolahan.
Rivan mengantarkan Tasya ke rumah Titah selesai ke mall, karena orang tua Tasya menitipkan Tasya kepada orang tua Titah.
Orang tua Tasya dan orang tua Titah adalah sahabat, orang tua Tasya tinggal di luar negeri mengurus bisnis mereka di sana.
**Di mall**
"Ada apa sih kamu ajak aku ke sini, oh ya lupa kamu ajak diskusi aku ya, soal apa yank ?"
"Soal jinakin Titah."
"Jinakin Titah, emangnya Titah itu hewan buas apa pakai di jinakin segala ada-ada saja kamu yank."
"Ya terus mau bagaimana lagi, memangnya kamu mau Titah begitu terus apa, Titah itu harus move on yank dari Ridho, Ridho itu sudah lama pergi meninggalkan dia untuk selamanya."
"Iya sih Ridho itu sudah lama pergi meninggalkan kita semua, Titah dari SD sampai SMA selalu tertutup dan gak pernah mau terbuka sama sekali, dan juga Titah sempat alami trauma kan ya Safira mati bunuh diri karena di perkosa saat pergi bersama dengan Titah."
"Nah itu makannya kita harus bisa membuat Titah seperti dulu lagi yank."
"Oke terus gimana langkah selanjutnya ?"
"Jadi seperti ini nih.." kata Rivan menjelaskan pada Tasya.
**Di rumah Kamil**
"Rivan kemana sih kok gak ada di rumahnya, chat gak di balas telepon juga gak di angkat hem.." keluh Kamil.
**Di mall**
"Jadi gimana kamu setuju gak yank ?"
"Setuju.. Oh ya nanti antar pulangnya jangan sore ya gak enak dengan tante Puji dan juga om Nano."
"Oke.. Kalau mau pulang sekarang yuk pulang Kamil sudah bawel nih nanyain mulu."
"Oke yuk."