"Maacih ya ayank ku sudah mau anterin aku pulang."
"Iya sayang."
"Hati-hati ya di jalan."
"Iya ayank assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
**Di rumah Titah**
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam." jawab Titah dan bu Puji bersamaan.
"Baru pulang sya ?"
"Iya tante."
"Kan sudah di bilang jangan panggil tante, panggil ibu saja."
"Iya tan-, eh maksudnya ibu hehe."
"Bu, Titah pamit ya les." kata Titah yang pamit pergi untuk les.
"Iya nduk hati-hati ya."
"Iya.."
"Jangan ngebut juga ya tah.."
"Iya sya, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam." jawab Tasya dan bu Puji bersamaan.
"Ya sudah ganti baju gih kamu, oh ya sudah makan belum sya ?"
"Kalau siang tadi sih sudah bu, tapi kayanya laper lagi deh bu hehe."
"Ya sudah ganti baju terus makan lagi gih sana."
"Iya bu.."
**Di rumah Kamil**
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam, elu darimana sih van, gue telepon gak di angkat, gue chat juga di balas ?" tanya Kamil yang baru saja melihat Rivan pulang.
Rivan adalah teman Kamil sejak masih taman kanak-kanak (TK), Rivan tinggal bersama dengan keluarga Kamil sejak SD karena orang tuanya bekerja di Arab Saudi.
"Hehe sorry my brother, habis ajak Tasya jalan oh ya elu sudah makan belum kalau belum nih gue bawain sesuatu buat elu." jawab Rivan.
"Tahu saja elu gue lapar ya dah gue makan dulu ya."
"Iya mil.."
"Oh ya satu lagi thanks my brother." kata Kamil yang pamit pergi meninggalkan Rivan di rumang tamu.
"Oke.." seru Rivan.
Baru saja Rivan mau tiduran di kamarnya Rivan sudah mendapatkan chat untuk latihan basket di lapangan di dekat rumahnya.
"Haaaa.. Si aa Renaldi kebiasaan ngasih tahu nya mendadak." keluh Rivan.
Tok.. Tok...
Tok.. Tok..
Tok.. Tok..
Suara pintu kamar di ketuk, ternyata itu Kamil yang mengajak Rivan untuk berangkat bersama dengannya kelapangan.
"Iya tunggu sebentar, eh elu mil ngapa ?"
"Elu baca chat aa Renaldi kaga sih ?"
"Baca.." jawab Rivan yang menahan tawanya.
"Ya sudah yuk buran gue tunggu di depan ya."
"Oke.." seru Rivan.
**Di lapangan**
"Assalamu'alaikum." Rivan dan Kamil mengucapkan salam bersamaan.
"Wa'alaikumussalam." Renaldi menjawab salam Rivan dan Kamil.
"Akhirnya menampakan juga kalian." kata Renaldi yang sudah menunggu lama Rivan dan Kamil di lapangan.
"Emangnya kita setan apa a menampakkan diri." keluh Rivan.
"Ya sudah yuk kita mulai latihan basket."
"Oke.." seru Kamil dan Rivan bersamaan.
"Van siapa tuh ?" tanya Kamil menunjuk ke arah Titah.
"Mana mil ?" tanya Rivan juga.
"Itu tuh.." jawab Kamil yang masih menunjuk ke arah Titah.
"Oh itu, masa elu lupa sih, yang tadi pagi tabrakan sama elu di sekolah, miss jutek, miss jutek, sudah ah yuk lanjut lagi main basketnya."
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam." Rivan, Renaldi, dan Kamil menjawab salam Titah.
"Mas nih minumnya tadi ibu suruh antar." kata Titah memberikan botol minuman pada Renaldi.
"Oke thanks ya my sister."
"Oke, ya sudah aku pergi les dulu ya." kata Titah yang pamit pergi.
"Iya hati-hati."
"Oke my brother, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam." Rivan, Renaldi, dan Kamil menjawab salam Titah.
"Titah itu adik aa ?"
"Iya adikku, tepatnya adik angkat ku karena dari kecil aku hidup sendiri di jalanan dan kedua orang tua Titah mengadopsi ku sebagai anaknya setelah Safira mati bunuh diri setelah di perkosa oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab."
"Safira siapa a ?"
"Safira adalah kakak angkat Titah juga, adikku juga dia kenal dengan laki-laki yang mengaku cinta pertamanya dulu lalu.." jawab Renaldi menceritakan semua kejadian tentang Safira pada Kamil.
flashback on
**Tahun 2005**
**Di rumah Titah**
"Mau kemana mbak ?"
"Ketemuan sama cinta pertama hehe, oh ya tah boleh gak mbak minta tolong sama kamu."
"Minta tolong apa mbak ?"
"Temani mbak yuk ke rumahnya."
"Boleh tapi tunggu ya tinggal empat soal lagi nih." kata Titah yang masih mengerjakan PR nya.
"Oke.." seru Safira.
**Lima belas menit kemudian..**
"Yuk mbak jadi gak ?" tanya Titah yang baru saja selsai mengerjakan PR nya.
"Jadi dong, yuk.." jawab Safira.
"Loh kalian mau kemana tah, fir ?" tanya Renaldi yang sudah melihat Titah dan Safira menggunakan baju rapih.
"Pergi sama mbak Safira, mas." jawab Titah.
"Kemana fir malam-malam gini mas antar saja ya pakai mobil ?" tanya Renaldi lagi.
"Gak usah mas, aku cuma sebentar kok cuma ketemu teman lama doang." jawab Safira.
"Oh gitu, terus nanti kalau ibu dan bapak pulang nanya ke mas, mas jawab apa ?" tanya Renaldi lagi.
"Jawab saja ke rumah teman mas." jawab Safira lagi.
"Oke hati-hati di jalan ya." kata Renaldi.
"Iya mas, assalamu'alaikum." kata Titah dan Safira mengucapkan salam bersamaan.
"Wa'alaikumussalam." Renaldi menjawab salam Titah dan Safira.
Titah dan Safira pergi ke rumah yang mengaku sebagai cinta pertamanya Safira. Safira masuk seorang di diri karena di suruh oleh laki-laki tersebut, kemudian Safira di perkosa.
**Di rumah seseorang yang mengaku sebagian Galang**
"Jangan tolong lepaskan, tolong jangan, kamu bukan Galang, tolong jangan." teriak Safira yang sedang di perkosa.
"Saya sudah puas sekarang kamu keluar dan pergi sana." usir laki-laki tersebut dan melemparkan tubuh Safira dari rumahnya setelah di perkosa.
"Mbak Safira, mbak, mbak, mbak, kenapa mbak, darah.. Saya harus telepon mas Renaldi." kata Titah yang mencoba menghubungi Renaldi.
[Assalamu'alaikum.]
[Wa'alaikumussalam.]
[Mas bisa ke sini gak mbak Safira, mas, mbak Safira..]
[Safira kenapa tah ?]
Nut.. Nut.. Nut..
Sambungan telepon terputus karena HP Titah mati.
**Di rumah Titah**
"Halo.. Halo.. Halo.. Tah.., sial mati lagi hpnya." kata Renaldi.
"Kenapa di ?" tanya pak Nano.
"Titah telepon Renaldi pak, sebut nama Safira jangan-jangan terjadi sesuatu dengan Titah dan Safira pak." jawab Renaldi.
"Apa..!! Ya sudah kalau begitu kita cari anak-anak kita mas takutnya terjadi sesuatu oleh mereka." kata bu Puji yang khawatir dengan keadaan Titah dan juga Safira.
"Iya dik, Renaldi kamu bawa mobil ya." pinta pak Nano.
"Siap pak.." jawab Renaldi.
Titah terpaksa membawa Safira seorang diri ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit Titah mencoba menghubungi kembali Renaldi untuk segera ke rumah sakit.
Untung saja saat itu orang tua mereka sudah pulang bekerja, tak lama kemudian Renaldi datang bersama orang tuanya.
**Di rumah sakit**
"Bapak, ibu, mas Renaldi." kata Titah yang memeluk kedua orang tuanya dan juga kakaknya sambil menangis.
"Tah ada apa ini sebenarnya ?" tanya pak Nano.
"Apa yang sebenarnya terjadi nduk ?" tanya bu Puji.
"Titah gak tahu pak, bu, tapi yang Titah lihat mbak Safira mengeluarkan darah pak, bu hhhuuuuu.." jawab Titah sambil menangis.
"Mengeluarkan darah ?" tanya Renaldi kebingungan.
" Apa jangan-jangan Safira di perkosa. " kata Renaldi di dalam hati.
"Permisi maaf di sini keluarga dari Safira yang mana ya ?" tanya dokter yang baru saja keluar dari dalam ruangan.
"Iya dokter, ada apa dan bagaimana keadaan anak saya dok ?" tanya bu Puji yang masih menangis.
"Pasien belum sadarkan diri pak, bu, tapi boleh saya berbicara dengan kalian berdua di ruangan saya." jawab dokter yang memeriksa Safira.
"Oh tentu dok.." kata pak Nano dan bu Puji bersamaan.
"Renaldi kamu jaga adikmu, Titah ya sebentar bapak dan ibu ingin berbicara pada dokter di ruangannya." kata pak Nano.
"Iya pak.." sambung Renaldi.