Saat tahu Rania tidak ada di sekolah Rio segera menghubungi gadis itu lewat telvon. Memang sekarang sudah jam tiga sore, wajar kalau gadis itu sudah tak di sekolah. Berusaha keras ia menelvon tapi ternyata masih tak ada jawaban, tidak biasa memang gadis itu bersikap semacam itu, biasanya gadis itu cepat merespon telvon darinya, tidak seperti sekarang yang justru acuh. Merasa tidak tahan menunggu laki laki memilih mencarinya ke rumah. Ke rumah? Yang benar saja. Apakah Rio akan kuat di tempat itu, tempat yang mengunjang otaknya. Tiba tiba ia berhenti saat hendak melajukan mobil, ia merasa berubah pikiran, tidak nyaman kalau ia datang di tempat itu, ia merasa harus bertemu Rania di luar saja.