~Pendapatmu, jangan sampai menyalah artikan perasaanmu.~ Gibran.
Kanaya masih membersihkan gudang kantor dengan Nadia. Perempuan itu sejak tadi hanya diam tak berbicara banyak hal.
"Mbak Nadia, mau minum? Nanti aku ambilkan," Tawar Kanaya pada Nadia.
"Tidak."
Kanaya tersenyum memaksa, mendengar jawaban Nadia yang tak enak membuatnya enggan untuk bertanya lagi. Kanaya cukup mengeluh dalam hati, karena hanya mereka berdua yang bertugas di ruangan itu.
Selang beberapa menit, Toni dan Zidan datang untuk menemui mereka berdua. Jam istirahat sudah dimulai, membuat mereka berdua memberitahu Kanaya dan Nadia untuk sarapan. Di ruangan itu tidak ada jam, sehingga mereka khawatir kalau tidak ada yang memberihatu, membuat kedua perempuan itu kelaparan.
"Nay, Nad, ayo kita makan siang dulu," ujar Toni di depan pintu gudang.
"Iya, Mas. Kalian duluan saja, nanti kita menyusul," ujar Nadia dengan tersenyum.