WARNING TYPO!
.
Arumi datang ke rumah sakit yang ada di boston, pria itu terbaring disana dengan alat bantu. Saat langkahnya masuh, Haris tersenyum. Pria itu terlihat kurus bahkan cekungan di bawah matanya terlihat jelas, ada lingkaran hitam disana.
"Kenapa kamu nggak bilang?!!"Tanya Arumi yang sudah menutup wajahnya menangis.
Haris terkekeh, kekasihnya ini memang terlalu melankolis. Padahal hanya melihatnya terbaring lemah begini, dia sudah menangis.
"Cengeng banget, nggak berubah ternyata."
Haris menarik tangan Arumi untuk mendekat, perempuan itu masih menangis. Tapi tangannya sudah tidak menutupi wajahnya lagi, kulit wajah yang memerah akibat isak tangis yang tidak ditahan membuat Haris kini tertawa karenanya.
"Lucu, mukanya merah gitu. Kayak storwberry."Kata Haris mencoba menghibur Arumi.
