WARNING TYPO!
.
Yasa terkekeh lemah, mengangguk perlahan kemudian meneysap kopi panas yang dia pesan tadi bersamaan dengan larangan dari Bambang tapi tidak dia indahkan. Dia sedang penat, istrinya mungkin saat ini sedang menangis lagi dengan temannya. Apalagi dia dengan pribadi mengirim pesan pada rektorat dan ketua jurusan bahwa istrinya mungkin beberapa hari tidak akan masuk sampai dia di katakan lebih baik oleh dokter.
Dalam keadaan emosi yang berantakan, Kayla bisa saja menyakiti dirinya sendiri. Dia lebih baik melihat istrinya mengeluarkan emosi dengan teriakan dan tangisan, dari pada hanya diam dengan isi kepala yang berkecamuk.
Bambang hany amemandang Yasa meminum kopi hangat miliknya dengan peraaan enggan, dosennya ini belum ada seminggu setelah kecelakaan yang membuat dia memiliki memar hampir di seluruh tubuhnya. Apalagi Yasa tidak mau di rawat atau setidaknya rawat jalan, ini sama sekali hanya di obati sendiri dengan resep yang dokter berikan.
